Candi Prambanan merupakan kelompok candi yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX.
Ditemukannya
tulisan nama Pikatan pada candi menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun
oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan
prasasti berangka 856 M “Prasasti Siwargrarha” sebagai manifest politik untuk
meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar. Prasasti Siwargrarha tahun 856
M yang dikeluarkan oleh Rakai Pikatan tidak diketahui asalnya, kini disimpan di
Museum Nasional Jakarta.Agama Hindu mengenal Tri-Murti, yang terdiri dari
Dewa Brahmana sebagai sang Pencipta, Dewa Wishnu sebagai sang Pemelihara dan
Dewa Shiwa sebagai sang Perusak.Bilik utama dari candi induk kompleks candi
Prambanan ditempati oleh Dewa Shiwa sebagai Mahadewa sehingga dapat disimpulkan
bahwa candi Prambanan mreupakan candi Shiwa.
Candi
Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro
Jonggrang, berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang
jonggrang atau gadis yang jangkung, putrid Prabu (Raja, yang dalam bahasa Jawa
sering disebut Ratu) Boko, yang membangun kerajaannya diatas bukit sebalah
Selatan kompleks candi Prambanan.
Bagian tepi
candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana yang
dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan mengelilingi candi
dengan pusat candi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu. Cerita itu
berlanjut pada langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri
(sebelah Selatan) candi induk. Sedang pada pagar langakn candi Wishnu yang
terletak di sebelah kanan (sebelah Utara) candi induk, terpahat relief cerita
Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan
(titisan) Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda
dunia.
Bilik candi induk yang menghadap kea rah Utara berisi patung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari purti cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu patung dalam waktu satu malam.Candi Brahma dan candi Wishnu yang kini sudah selesai pemugarannya masing-masing hanya memiliki 1 buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan.
Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah (di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa. Patung angsa senagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua Dewa itu, kini telah dipugar.Keenam candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.
Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah Utara dan yang lain di sebelah Selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sudut.Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi hfalaman dalam 3 baris.Diluar halaman tengah ini masih terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter.
Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Diansty) Sanjayapada abad ke-9 dan kini merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap hari antara pukul 06.00-18.00 WIB.Kompleks candi Prambanan terletak hanya beberapa ratus meter dari jalan raya Yogya-Solo yang ramai dilewati kendaraan umum.
Bilik candi induk yang menghadap kea rah Utara berisi patung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari purti cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu patung dalam waktu satu malam.Candi Brahma dan candi Wishnu yang kini sudah selesai pemugarannya masing-masing hanya memiliki 1 buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan.
Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah (di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa. Patung angsa senagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua Dewa itu, kini telah dipugar.Keenam candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.
Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah Utara dan yang lain di sebelah Selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sudut.Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi hfalaman dalam 3 baris.Diluar halaman tengah ini masih terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter.
Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Diansty) Sanjayapada abad ke-9 dan kini merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap hari antara pukul 06.00-18.00 WIB.Kompleks candi Prambanan terletak hanya beberapa ratus meter dari jalan raya Yogya-Solo yang ramai dilewati kendaraan umum.
Sumber:www.kumpulansejarah.com
Betul sekali bang Yo, Candi Prambanan terletak di pinggir jalan Jogja - Solo, keren loh....dengar-dengar Ebit dapat inspirasi nyiptain lagu saat jalan di candi ini loh...berarti selain peninggalan sejarah Indonesia, nich candi dapat juga jadi sumber inspirasi menciptakan nada indah...barangkali ada yang dapat wangsit juga kale ya? he...he....
BalasHapus