Rabu, 05 Februari 2014

MUSEUM INDONESIA

Dibangun tahun 1976 dan diresmikan 20 April 1980 bertepatan dengan peringatan HUT ke-5 Taman Mini“Indonesia Indah“ oleh Presiden Soeharto.Terdapat tiga lantai di Museum Indonesia. Lantai I Bhinneka Tunggal Ika menampilkan pakaian adat dan pakaian pengantin secara lengkap sesuai dengan jumlah propinsi di Indonesia yang mencerminkan kemajemukan budaya masyarakat Indonesia dari berbagai sisi.

Lantai II bertema Manusia dan lingkungan, menampilkan benda-benda budaya di lingkungan sekitar yang diwujudkan dalam bentuk rumah-rumah tradisional. Bangunan-bangunan tersebut menyesuaikan keadaan lingkungan, termasuk bentang darat. Lantai III pameran bertema Seni dan Kriya, menampilkan hasil seni garapan dan seni ciptaan baru antara lain aneka kain, berbagai benda kerajinan dari bahan logam, dan seni ukir dari bahan kayu. Selain pameran tetap, secara berkala museum ini menyelenggarakan pameran dengan tema khusus. Museum juga dilengkapi fasilitas Bale Panjang, Bale Bundar, dan Bangunan Soko Tujuh yang dapat disewa oleh masyarakat umm untuk keperluan pesta pernikahan, seminar, pameran atau pun  pertemuan.

Museum Indonesia berfungsi sebagai tempat pameran tetap dengan pemaparan benda koleksinya ke dalam 3 tema : Bhinneka Tunggal Ika, manusia dan lingkungan, serta seni dan kriya. Gagasan awal berdirinya museum Indonesia berasal dari ibu Tien Soeharto lalu dituangkan dalam bentuk bangunan bergaya bali tiga lantai dikembangkan dari filosofi tri hita karana oleh seorang arsitek, Ida Bagus Tugur.

Gagasan awal berdirinya Museum Indonesia berasal dari Ibu Tien Soeharto, lalu dituangkan dalam bentuk bangunan bergaya Bali yang terdiri dari 3 lantai. Melalui Filosofi Tri Hita Kirana¸seorang Arsitek bernama Ida Bagus Tugur mengembangan museum tersebut. Filosofi tersebut menjelaskan adanya tiga sumber kebahagiaan manusia, yakni hubungan sesame manusia, hubungan manusia dengan lingkungannya serta manusia dengan Tuhan. Museum ini dibangun tahun 1976 dan diresmikan pada 20 April  1980 yang bertepatan dengan peringatan HUT ke-5 Taman Mini “Indonesia Indah” oleh Presiden Soeharto. Museum ini berfungsi sebagai tempat pameran tetap dengan pemaparan benda koleksinya yang terbagi kedalam 3 tema. Lantai 1 bertemakan Bhinneka Tunggal Ika yang menampilkan keanekaragaman pakaian adat dan pakaian pengantin. Lantai 2 bertemakan manusia dan lingkungan, sedangkan lantai 3 bertemakan seni dan kriya yang menampilkan hasil seni garapan dan seni ciptaan baru. 

Lantai I Bhinneka Tunggal Ika menampilkan pakaian adat dan pakaian pengantin secara lengkap yang terdiri dari 33 provinsi. Koleksi pakaian pengantin dan pakaian adat yang dimiliki museum ini merupakan koleksi terlengkap yang dimiliki oleh sebuah museum di Indonesia bahkan di dunia. Pameran keanekaragaman pakaian adat dan pakaian pengantin merupakan cermin kemajemukan budaya masyarakat Indonesia, baik dari sisi Agama, Pakaian, Kesenian, maupun Adat-istiadatnya. Pada bagian lain, lantai ini juga memaparkan berbagai jenis wayang dalam sebuah diorama serta alat musik tradisional.

Lantai II bertemakan manusia dan lingkungan, menampilkan benda-benda budaya di lingkungan sekitar yang diwujudkan dalam bentuk rumah tradisional berupa rumah tinggal, rumah ibadah, dan lumbung padi. Bangunan-bangun tersebut menyesuaikan dengan keadaaan lingkungan, termasuk bentang darat, misalnyarumah di dataran rendah, di atas pohon, ataupun di atas sungai. Selain itu juga, ditampilkan ruangan bangunan rumah, antara lain kamar pengantin Palembang, ruang dalam Jawa Tengah, dan ruang dapur batak. Benda budaya dan peralatan mata pencaharian yang dipamerkan meliputi alat perikanan, alat berburu dan meramu, alat pertanian serta upacara daur hidup (Life cycle rites) ditampilkan dalam bentuk diorama, meliputi ucapara tujuh bulan (mitoni), upacara turun tanah, upacara khitanan, upacara potong gigi (mapedes), upacara penobatan Datuk, dan pelaminan Sumatera barat yang mewakili upacara pernikahan.

Lantai III merupakan tempat pameran dengan tema Seni dan Kriya menampilkan hasil seni garapan dan ciptaan baru, seperti aneka kain yang meliputi songket, tenun, batik. Selain itu juga terdapat berbagai benda kerajinan dari bahan logam seperti perak, kuningan dan tembaga. Seni ukir juga terdapat disana, antara lain adalah hasil seni ukir dari Bali, Toraja dan Asmat. Pohon Hayat yang diilhami gunungan dalam pergelaran wayang sebagai pembuka, pergantian dan penutup suatu adegan dalam pergelaratn wayang berdiri megah setinggi 8 meter dengan lebar 4 meter, lambing alam semesta yang mengandung unsur udara, air, api dan tanah. Penempatan pohon Hayat di lantai III sekaligus menutup rangkain cerita atas seluruh tema pameran secara keseluruhan. 

Selain pameran tetap, setidaknya setiap setahun satu kali Museum Indonesia menyelenggarakan pameran dengan tema khusus, antara lain pameran topeng, kain, senjata dan lukisan. Acara ini dilakukan baik di dalam maupun di luar lingkungan yang kadang didukung dengan peragaan terkait dengan tema, misalnya peragan membatik dan menatah wayang.

Pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari Nusantara saja, melainkan juga wisatawan Mancanegara. Para pelajar dan mahasiswa yang diberi tugas terkait dengan mata pelajaran atau mata kuliah juga kerap mendatangi tempat ini. Museum ini bahkan secara khusus dijadikan tujuan kunjungan tamu Negara. Museum yang dilengkapi dengan bale panjang, bale bundar, dan bangunan soko tujuh ini dapat disewa oleh masyarakat umum untuk berbagai keperluan seperti pernikahan, seminar, pameran atupun pertemuan.


Sumber:www.Museum Indonesia.com

7 komentar:

  1. Kesadaran mengunjungi museum masih sangat kurang di negara kita ya Bang Yo, lebih pada senang ke mall sich, mungkin juga pihak pengelola museum perlu berpikir lebih keras untuk menarik perhatian masyarakat...ada yang punya ide ngak buat museum lebih menatik dikunjungi?

    BalasHapus
  2. Betul bu Hellen, harus lebih menarik dan bisa menjadi sumber pengetahuan. Bagusnya museum dan perpustakaan lembaganya disatukan aja, jd bisa sinergi
    ;)

    BalasHapus
  3. Nach itu ide bagus juga Dos...sekalian dipikirkan juga ada tempat bermain untuk anak...lebih rame suaranya kale ya he...he..

    BalasHapus
  4. Lebih mantap kalo buat museum sendiri bang yo he.....he.......

    BalasHapus
  5. Kalau bang Yo buat sendiri museumnya, pasti isinya kebanyaan jersey bola dech...saingan dengan Om Fendy ha...ha...

    BalasHapus
  6. Bang Yo, kok belum muncul nich, lagi sibuk persiapan ujian ya? Semangat ya!!

    BalasHapus
  7. Hahaha.. betul itu,nanti kebanyakan jersey bola..
    Terima kasih ya atas komen nya.. hehehe

    BalasHapus